Pengertian
Parafrasa
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu
tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang
tersembunyi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu
teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk
dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Cara
Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus
dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa
lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat
kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan
pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Sunakanlah
sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan
kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
Cara
Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
Bagaiamana cara memparafrasekan
puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memfaraprasekan
puisi menjadi prosa, ialah :
- Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan
seksama ;
- Pahami isi kandungan puisi secara utuh ;
- Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat
dalam puisi ;
- Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk
prosa dengan menggunakan kalimat sendiri ;
- Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan
cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa
menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan
berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak
berubah
4. bahasa/cara
penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya,
parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks
keseluruhan
2. menentukan
pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan
yang hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok
pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan
pokok pikiran
6. membentuk wacana
sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat
Tinggal
aku
berkaca
ini
muka penuh luka
siapa
punya?
kudengar
seru menderu
dalam
hatiku
apa
hanya angin lalu?
lagu
lain pula
mmenggelepar
di tengah malam buta
ah...!!!
segala
menebal, segala mengental
segala
tak kukenal
(Chairil
Anwar)
pola gilir
Pemahaman terhadap pola gilir sangat pentingdalam keberhasilan
berkomunikasi. Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang mendengarkan
dan ada yang berbicara). Dengan adanya pola gilir diharapkan kamunikasi
akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses pergantianbicara
sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan.
Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi antara lain seperti berikut :
Dalam kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan bicara,
bagaimanapun keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan hargai.
Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi satu
pihak saat bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan mengetahui
kapan saatnya kita bicara dan kapan saatnya kita siam untuk mendengarkan
sehingga proses komunikasi berlangsung nyaman dan lancar.
- Sadar akan relevansi pembicaraan
Komunikasi berjalan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan sesuai
dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan
lancar.
Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun
sesui dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan
komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun tetap
memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari kata-kata kasar,
kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan pihak yang diajak bicara.
sumber : Buku Besar Bahasa Indonesia Jilid2 untuk SMK.
http://yuniarsihsiti.blogspot.com3